Tuesday, May 7, 2013

Bahan Final SIM










PERSONEL BASIS DATA
  Administrator Basis Data (database administrator-DBA) – spesialis informasi yang ahli dalam mengem-bangkan, menyediakan, dan mengamankan basis data. Tugas2 DBA terbagi : Perencannaan basis data, Imple-mentasi basis data, Operasi basis data, Keamanan ba-sis data.
  Programer  Basis Data, berspesialisasi dalam membuat kode program komputer yang mengubah data menjadi informasi yg dibutuhkan pengguna.
  Pengguna Akhir, tidak dapat diabaikan sebagai perso-nel penting yang berinteraksi dengan basis data. Mereka membuat laporan dan formulir, memberikan query kepada basis data, dan menggunakan jawaban untuk pengambilan keputusan.


KEUNTUNGAN DBMS
  •   Mengurangi Pengulangan Data
  •   Mencapai Indepedensi Data
  •   Mengambil Data dan Informasi Dengan Cepat
  •   Keamanan Yang Lebih Baik.

KERUGIAN DBMS
  •   Membeli Peranti Lunak Yang Mahal
  •   Mendapatkan Konfigurasi Peranti Keras Yang Besar
  •   Mempekerjakan dan Memelihara Staf DBA.

Model :

  • Abstraksi dari sesuatu
  • Model mewakili suatu objek atau akti-vitas – disebut entitas (entity).
  •  Manajer menggunakan model untuk mewakili permasalahan yang harus diselesaikan
  • Objek atau aktivitas yang menyebab-kan masalah disebut dengan entitas

Terdapat 4 jenis model :

  1. Model Fisik (Physical Model) merupakan gambaran 3 dimensi entitasnya, di dunia bisnis mencakup model skala pusat perbelanjaan dan prototipe mobil.
  2. Model Naratif (Narrative Model) – menggambarkan entitas dengan kata-kata yang terucap atau tertulis. Pendengar atau pembaca dapat me-mahami entitas tersebut dari nara-tifnya. Semua komunikasi bisnis adalah model naratif – model naratif adalah jenis model yang paling sering digunakan manajer
  3.  Model Grafis (Graphic Model) – menggambarkan entitasnya dengan abstraksi garis, simbol atau bentuk.


     4.   Model Matematis (mathematical model) – setiap rumus atau  persamaan matematika adalah model            matematis. Kebanyakan model matematis yang diguna-kan manajer sama kompleksnya dgn yg             digunakan untuk menghitung EOQ.
EOQ= economic order quantity,
P=pembelian per unit, 
S=penjualan per tahun (dlm unit), dan
M= biaya penyimpnan tahunan per unit.


-Tindakan menggunakan model disebut – si-mulasi (simulation).
-Skenario (scenario) – digunakan untuk menggambarkan kondisi yang mempengaruhi simulasi.
-Variabel Keputusan (decision variable) adalah nilai input yang dimasukkan manajer untuk mengukur dampak pada entitas.

MANFAAT MODEL (KELEBIHAN PERMODELAN)

  • Proses permodelan dapat menjadi pengalaman belajar.
  • Kecepatan proses simulasi memungkinkan sejumlah besar alternatif dapat dipertim-bangkan dengan cara memberikan kemam-puan untuk mengevaluasi dampak keputusan dalam waktu yang singkat.
  • Model memberikan kemampuan prediksi pandangan kemasa depan – yang tidak dapat diberikan oleh metode penyedia informasi lain.
  •  Model tidak semahal upaya uji coba.
KELEMAHAN PERMODELAN

  • Kesulitan untuk membuat model sistem bisnis akan menghasilkan model yang tidak mencakup semua pengaruh terhadap en-titas.
  • Kemampuan matematis tingkat tinggi dibu-tuhkan untuk merancang model yang lebih kompleks, untuk menginterpretasikan out-put yang lebih baik.

Model Sistem Pemprosesan Transaksi


-Sistem Pemrosesan Transaksi digunakan untuk menjelaskan sistem informasi yang mengumpulkan data yang menguraikan akti-vitas perusahaan, mengubah data menjadi informasi, dan menyediakan informasi tersebut bagi para pengguna yang terdapat di dalam maupun di luar perusahaan.
-Ini merupakan aplikasi bisnis pertama yang dipasang pada komputer ketika pertama kali diperkenalkan pada tahun 1950-an. Istilah sistem pemrosesan data elektronik – EDP dan sistem informasi akuntansi.


Diagram Konteks Sistem Distribusi

-Seluruh sistem ditunjukkan oleh kotak yang berlabel “sistem distribusi” yang ada ditengah
-Unsur-unsur lingkungan terdiri dari pemasok ,pelanggan, ruang persediaan bahan baku, dan manajemen
-Arus data yang menghubungkan perusahaan  dengan pelanggannya sama dengan arus yang menghubungkan dengan pemasoknya.
-Pesanan yang diterima oleh perusahaan dari pelanggan disebut pesanan penjualan (sales order), sedang pesanan dari perusahaan ke pemasok disebut pesanan pembelian (pur-chase order)


-Executive Information System – EIS adalah  suatu sistem yang memberikan informasi kepada para manajer di tingkat yang lebih tinggi atas kinerja perusahaan secara keselu-ruhan. Dipergunakan pula istilah sistem pen-dukung eksekutif (executive support system – ESS).

Model Sistem Informasi Eksekutif 




-Pembuatan Keputusan (decision making) – yaitu tindakan memilih di antara berbagai alternatif solusi pemecahan masalah.

Proses Pemecahan Masalah menurut Her-bert A. Simon melalui 4 tahapan :
  1. Aktivitas Intelijen – mencari disekitar ling-kungan kondisi yang harus dipecahkan.
  2. Aktivitas Perancangan – menemukan, me-ngembangkan, dan menganalisis tindakan tindakan yang mungkin dilakukan.
  3. Aktivitas Pemilihan – memilih tindakan tertentu dari berbagai yang tersedia.
  4. Aktivitas Pengkajian – memeriksa pilihan pilihan yang lalu.


Elemen Proses Pemecahan Masalah
Herry Mintzberg seorang ahli teori manaje-men, ada 3 pendekatan pemilihan solusi :
  1. Analisis – evaluasi atas pilihan2 secara sis-tematis, dengan mempertimbangkan kon-sekuensi pilihan2 tersebut pada tujuan or-ganisasi.
  2. Penilaian – proses pemikiran yang dilakukan oleh seorang manajer, contoh; manajer pro-duksi menerapkan pengalaman dan intuisi dalam efisiensi pabrik.
  3. Penawaran – negosiasi antara beberapa ma-najer, contoh; proses memberi dan meneri-ma yang berlangsung antar manajer. 

Struktur permasalahan Terdiri dari :
  1. Masalah Terstruktur (Structured Problem) – terdiri atas unsur dan hubungan antara berbagai elemen yang semuanya dipahami oleh orang yang me-mecahkan masalah.
  2. Masalah Yang Tidak Terstruktur (Unstructured Problem) – masalah yang tidak memiliki elemen atau hubungan antar elemen yang dipahami oleh orang yang memecahkan masalah.
  3. Masalah Semistruktur (Semistructured Problem) – masalah yang terdiri atas beberapa elemen atau hubungan yang dipahami dan beberapa masalah yan tidak dipahami si pemecah masalah  

Jenis Keputusan:
1.      Keputusan Terprogram (Programed Decision) – bersifat repetitif dan rutin, dalam hal prosedur tertentu digunakan untuk menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu dianggap de novo (baru) setiap kali terjadi.
2.      Keputusan Yang Tidak Terprogram (nonprog-ramed Decision) bersifat baru, tidak terstruk-tur, dan penuh konsekuensi. Tidak terdapat metode yang pasti untuk menangani masalah seperti ini, karena masalah tersebut belum pernah muncul sebelumnya, atau karena sifat strukturnya sulit dijelaskan dan kompleks, masalahnya penting perlu penanganan khusus.





Tabel Grid Gorry & Scott-Morton
-Sistem keputusan terstruktur terletak diatas garis putus2 horizontal telah dapat ditangani oleh komputer (structured decision system – SDS) digunakan untuk mendeskripsikan sistem2 yang mampu menyelesaikan masalah yang terindentifikasi.
-Masalah2 dibawah garis putus2 menyulitkan pemrosesan komputer, Gorry dan Scott-Mor-ton menggunakan istilah sistem pendukung pengambilan keputusan (decision support system – DSS) untuk menggambarkan sistem yang dapat memberikan dukungan yang di-butuhkan dalam menyelesaikan masalah.



-Information Security – digunakan untuk mendeskrip-sikan perlindungan baik peralatan komputer dan non-komputer, fasilitas, data, dan informasi dari penyalah gunaan pihak-pihak yang tidak berwenang.

Tujuan Kemanan Informasi :
  1. Kerahasian, perusahaan berusaha untuk melindungi data dan informasinya dari pengungkapan kepada orang-orang yang tidak berwenang.
  2. Ketersediaan, menyediakan data dan informasi   bagi pihak-pihak yang memiliki wewenang untuk menggunakannya.
  3. Integritas, semua sistem informasi harus memberikan representasi akurat atas sistem fisik yang direpresentasikan.


-Manajemen Keamanan Informasi (Information Security Management – ISM) – aktivitas untuk menjaga agar sumber daya informasi aman, namun juga diharapkan untuk menjaga perusahaan tersebut tetap berfungsi setelah suatu bencana atau jebolnya sistem keamanan.
-Aktivitas untuk menjaga agar perusahaan dan sumber daya informasinya tetap berfungsi setelah adanya ben-cana – Manajemen Keberlangsungan Bisnis (Business Continuity  Management – BCM).

Manajemen Keamanan Informasi terdiri atas 4 tahap :
  1. Mengidentifikasi ancaman yang dapat menyerang sumber daya informasi perusahaan
  2. Mendefinisikan risiko yang dapat disebabkan oleh ancaman-ancaman tersebut
  3. Menentukan kebijakan keamanan informasi
  4. Mengimplementasikan pengendalian untuk menga-tasi risiko-risiko tersebut.

-Ancaman Keamanan Informasi (information security threat) – orang, organisasi, mekanisme, atau peris-tiwa yang memiliki potensi untuk membahayakan sumber daya informasi perusahaan.

Jenis Ancaman :
  • Ancaman Internal – tidak hanya karyawan perusaha-an, tetapi juga pegawai temporer, konsultan, kon-traktor, dan bahkan mitra bisnis perusahaan (Computer Security Institute menemukan – 49% respon-den menghadapi insiden keamanan yang disebabkan oleh para pengguna yang sah).
  • Virus Komputer – salah satu contoh jenis peranti lunak yang menyandang nama peranti lunak yang ber-bahaya (malicious software) atau malware – terdiri atas program2 lengkap atau segmen2 kode yang dapat menyerang suatu sistem dan melakukan fungsi2 yang tidak diharapkan oleh pemilik sistem. Fungsi2 terse-but dapat menghapus file atau menyebabkan sistem tersebut  terhenti.
  • Pengungkapan Informasi yang Tidak Terotorisasi dan Pencurian – suatu basis data dan perpustakaan peranti lunak tersedia bagi orang2 yang seharusnya tidak berhak memiliki akses, hasilnya adalah hilangnya in-formasi atau uang, contohnya mata2 industri mencuri informasi berharga.
  • Penggunaan yang Tidak Terotorisasi – yang tidak berhak menggunakan sumber daya perusahaan mampu melakukan. Contohnya, kejahatan komputer (hacker  - dapat memasuki jaringan komputer).
  • Penghancuran yang Tidak Terotorisasi dan Penolakan Layanan – seseorang dapat menghancur/merusak peranti keras/peranti lunak, operasi komputer rusak.
  • Modifikasi yang Tidak Terotorisasi – Perubahan dapat dilakukan pada data, informasi, dan peranti lunak pe-rusahaan. Beberapa perubahan dapat berlangsung tanpa disadari dan menyebabkan para pengguna output sistem tersebut mengambil keputusan yang salah. Contohnya perubahan nilai pada catatan akade-mis seorang siswa, catatan saldo nasabah, dsb.
  • Persoalan E-Commerce – perdagangan elektronik te-lah memperkenalkan suatu permasalahan keamanan baru, yaitu perlindungan dari pemalsuan kartu kredit.
Lima Fase Implementasi Kebijakan Keamanan :
  1. Fase 1 – Inisiasi Proyek. Tim yang menyusun kebijakan keamanan dibentuk.
  2. Fase 2 – Penyusunan Kebijakan. Tim proyek berkon-sultasi dengan semua pihak yang berminat dan terpe-ngaruh oleh proyek ini untuk menentukan kebutuhan kebijakan baru tersebut.
  3. Fase 3 – Konsultasi dan Persetujuan. Tim proyek ber-konsultasi dengan manajemen untuk memberitahu-kan temuannya sampai saat itu, serta untuk menda-patkan pandangan mengenai berbagai persyaratan kebijakan.
  4. Fase 4 – Kesadaran dan Edukasi. Program pelatihan kesadaran dan edukasi kebijakan dilaksanakan dalam unit-unit organisasi. Peserta pelatihan dapat terdiri atas anggota proyek, perwakilan internal lain seperti orang-orang IT dan SDM, atau konsultan luar. Ini salah satu contoh manajemen pengetahuan.
  5. Fase 5 – Penyebarluasan Kebijakan. Kebijakan kea-manan ini disebarluaskan ke seluruh unit organisasi di mana kebijakan tersebut dapat diterapkan. Idealnya, para manajer unit melaksanakan pertemuan dgn kar-yawan untuk meyakinkan bahwa mereka berkomit-men untuk mengikutinya.

-Hirarkis data meliputi bit, ruas, rekod, dan file, yang merupakan unsur-unsur suatu database.
-Hirarki penyimpanan data terdiri dari tingkatan data disimpan: bit, byte (karakter), ruas, re-kord, file, dan database
-Sistem manajemen database adalah sistem berbasis komputer untuk mendefinisikan, membuat, memani-pulasi, mengawasi, mengatur, dan menggunakan database.

Tiga jenis umum struktur database adalah :
1.      Hirarkis : pada struktur database hirarkis, ruas atau rekod diatur dalam kelompok yang berhubungan me-nyerupai ranting pohon
2.      Jaringan : database jaringan hampir sama dengan hirarkis, tetapi masing-masing anak rekod dapat memiliki induk lebih dari satu rekod
3.      Relasional : Jenis pengorganisasian yang paling flek-sibel, database relasional  menghubungkan data di dalam file berbeda melalui penggunaan suatu ruas kunci, atau elemen data umum

Database kecil dan besar dapat dikelompokkan:
  1. Perorangan : pada dasarnya sebuah database komputer mikro yang digunakan oleh satu orang
  2. Perusahaan : database bagi pakai oleh beberapa pengguna dari satu perusahaan dalam satu lokasi
  3. Terdistribusi atau kepemilikan: adalah database bagi pakai oleh beberapa pengguna dari satu perusahaan yang mana adalah pemilik database, tetapi data disimpan di beberapa lokasi yang dihubungkan pada berbagai jaringan komunikasi




No comments:

Post a Comment

Tulislah komentar yang bermartabat tanpa ada kata-kata kasar atau berbau sara