KEBENARAN
ILMIAH
Kebenaran yang diperoleh secara mendalam
berdasarkan proses penelitian dan penalaran logika ilmiah. Kebenaran ilmiah ini
dapat ditemukan dan diuji dengan pendekatan pragmatis, koresponden, koheren.
- Kebenaran Pragmatis: Sesuatu
(pernyataan) dianggap benar apabila memiliki kegunaan/manfaat praktis dan
bersifat fungsional dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, Yadi mau
bekerja di sebuah perusahaan minyak karena diberi gaji tinggi. Yadi
bersifat pragmatis, artinya mau bekerja di perusahaan tersebut karena ada
manfaatnya bagi dirinya, yaitu mendapatkan gaji tinggi.
- Kebenaran Koresponden: Sesuatu
(pernyataan) dianggap benar apabila materi pengetahuan yang terkandung
didalamnya berhubungan atau memiliki korespondensi dengan obyek yang
dituju oleh pernyataan tersebut. Teori koresponden menggunakan logika
induktif, artinya metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak
dari hal-hal khusus ke umum. Dengan kata lain kesimpulan akhir ditarik
karena ada fakta-fakta mendukung yang telah diteliti dan dianalisa
sebelumnya. Contohnya, Jurusan teknik elektro, teknik mesin, dan teknik
sipil Undip ada di Tembalang. Jadi Fakultas Teknik Undip ada di Tembalang.
- Kebenaran Koheren: Sesuatu
(pernyataan) dianggap benar apabila konsisten dan memiliki koherensi
dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Teori koheren
menggunakan logika deduktif, artinya metode yang digunakan dalam berpikir
dengan bertolak dari hal-hal umum ke khusus. Contohnya, seluruh mahasiswa
Undip harus mengikuti kegiatan Ospek. Luri adalah mahasiswa Undip, jadi
harus mengikuti kegiatan Ospek.
KEBENARAN
NON-ILMIAH
Berbeda dengan kebenaran ilmiah yang diperoleh
berdasarkan penalaran logika ilmiah, ada juga kebenaran karena faktor-faktor
non-ilmiah. Beberapa diantaranya adalah:
- Kebenaran Karena Kebetulan: Kebenaran yang
didapat dari kebetulan dan tidak ditemukan secara ilmiah. Tidak dapat
diandalkan karena kadang kita sering tertipu dengan kebetulan yang tidak
bisa dibuktikan. Namun satu atau dua kebetulan bisa juga menjadi perantara
kebenaran ilmiah, misalnya penemuan kristal Urease oleh Dr. J.S. Summers.
- Kebenaran Karena Akal Sehat (Common Sense):
Akal sehat adalah serangkaian konsep yang dipercayai dapat memecahkan
masalah secara praktis. Kepercayaan bahwa hukuman fisik merupakan alat
utama untuk pendidikan adalah termasuk kebenaran akal sehat ini.
Penelitian psikologi kemudian membuktikan hal itu tidak benar.Â
- Kebenaran Agama dan Wahyu: Kebenaran
mutlak dan asasi dari Allah dan Rasulnya. Beberapa hal masih bisa dinalar
dengan panca indra manusia, tapi sebagian hal lain tidak.
- Kebenaran Intuitif: Kebenaran yang
didapat dari proses luar sadar tanpa menggunakan penalaran dan proses
berpikir. Kebenaran intuitif sukar dipercaya dan tidak bisa dibuktikan,
hanya sering dimiliki oleh orang yang berpengalaman lama dan mendarah
daging di suatu bidang. Contohnya adalah kasus patung Kouros dan museum
Getty diatas.
- Kebenaran Karena Trial dan Error: Kebenaran yang
diperoleh karena mengulang-ulang pekerjaan, baik metode, teknik, materi
dan paramater-parameter sampai akhirnya menemukan sesuatu. Memerlukan
waktu lama dan biaya tinggi.
- Kebenaran Spekulasi: Kebenaran
karena adanya pertimbangan meskipun kurang dipikirkan secara matang.
Dikerjakan dengan penuh resiko, relatif lebih cepat dan biaya lebih rendah
daripada trial-error.
- Kebenaran Karena Kewibawaan: Kebenaran yang
diterima karena pengaruh kewibawaan seseorang. Seorang tersebut bisa
ilmuwan, pakar atau ahli yang memiliki kompetensi dan otoritas dalam suatu
bidang ilmu. Kadang kebenaran yang keluar darinya diterima begitu saja
tanpa perlu diuji. Kebenaran ini bisa benar tapi juga bisa salah karena
tanpa prosedur ilmiah.
KEBENARAN
FILSAFAT
Kebenaran yang diperoleh dengan cara
merenungkan atau memikirkan sesuatu sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya, baik
sesuatu itu ada atau mungkin ada. Kebenaran filsafat ini memiliki proses
penemuan dan pengujian kebenaran yang unik dan dibagi dalam beberapa kelompok
(madzab). Bagi yang tidak terbiasa (termasuk saya )
mungkin terminologi yang digunakan cukup membingungkan. Juga banyak yang
oportunis alias menganut madzab dualisme kelompok, misal mengakui kebenaran
realisme dan naturalisme sekaligus.
- Realisme: Mempercayai
sesuatu yang ada di dalam dirinya sendiri dan sesuatu yang pada hakekatnya
tidak terpengaruh oleh seseorang.
- Naturalisme: Sesuatu yang
bersifat alami memiliki makna, yaitu bukti berlakunya hukum alam dan
terjadi menurut kodratnya sendiri.
- Positivisme: Menolak segala
sesuatu yang di luar fakta, dan menerima sesuatu yang dapat ditangkap oleh
pancaindra. Tolok ukurnya adalah nyata, bermanfaat, pasti, tepat dan
memiliki keseimbangan logika.
- Materialisme Dialektik: Orientasi
berpikir adalah materi, karena materi merupakan satu-satunya hal yang
nyata, yang terdalam dan berada diatas kekuatannya sendiri. Filosofi resmi
dari ajaran komunisme.
- Idealisme: Idealisme
menjelaskan semua obyek dalam alam dan pengalaman sebagai pernyataan
pikiran.
- Pragmatisme: Hidup manusia
adalah perjuangan hidup terus menerus, yang sarat dengan konsekuensi
praktis. Orientasi berpikir adalah sifat praktis, karena praktis
berhubungan erat dengan makna dan kebenaran.
-Penelitian adalah studi yang dilakukan
seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu
masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.
Kalau ada pertanyaan untuk apa penelitian perlu dilakukan? Mungkin beberapa jawabannya adalah:
- Memecahkan atau menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
- Menemukan, mengembangkan dan memperbaiki teori
- Menemukan, mengembangkan dan memperbaiki metode kerja
Kiat Membuat Latar Belakang
KIAT 1:. PAHAMI DUA GAYA RESEARCH DI BIDANG COMPUTING
Sebelumnya perlu dipahami
bahwa gaya penelitian di bidang komputer (computing)
secara umum terbagi dua yaitu gaya Computer
Science (CS) dan
gaya Information Systems (IS) (Berndtsson
et al., 2008). CS memiliki karakteristik penelitian dan isu berhubungan
dengan core technology dan perbaikan metode (method improvement). Sedangkan
penelitian IS lebih cenderung ke arah isu tentang interaksi teknologi dan
sosial, termasuk diantaranya mengukur dan menganalisa kesuksesan penerapan
teknologi dan sistem informasi. Tulisan kali ini akan lebih cenderung ke alur
latar belakang masalah penelitian bergaya CS, meskipun tetap bisa
digunakan untuk penelitian IS.
KIAT 2: MENJAWAB SEMUA PERTANYAAN WHY DI JUDUL
Latar belakang masalah
penelitian akan menjawab semua pertanyaan MENGAPA (WHY) dari judul penelitian kita. Untuk mempermudah penjelasan, saya
akan gunakan, terjemahkan dan revisi paper penelitian (Fei et al, 2008)
untuk contoh paper yang kita bahas. Karena judul penelitiannya adalah Prediksi Produksi Padi dengan menggunakan Support
Vector Machine berbasis Particle Swarm Optimization, maka
latar belakang masalah harus bisa menjawab pertanyaan:
1. mengapa
padi?
2. mengapa
prediksi produksi padi?
3. mengapa
support vector machine?
4. mengapa
particle swarm optimization?
Bagaimana cara
menguraikan jawaban dari pertanyaan 1-4, akan disajikan dalam contoh latar
belakang masalah di bawah.
KIAT 3: POLA ALUR DAN POKOK PIKIRAN PARAGRAF
Kunci dari keberhasilan
menyusun latar belakang masalah penelitian seberapa komprehensif kita
merangkumkan penelitian kita. Tulisan yang baik adalah bahwa dengan hanya
membaca latar belakang masalah, orang langsung bisa memahami, apa yang kita
lakukan pada penelitian kita. Untuk bisa mencapai itu, pokok pikiran
seluruh paragraf pada latar belakang masalah penelitian harus memuat dan
mengikuti 6 pola alur berikut. Untuk mempermudah mengingat, saya
biasanya menggunakan singkatan OMKKMASASOLTU.
1. obyek
penelitian (O)
2. metode-metode
yang ada (M)
3. kelebihan
dan kelemahan metode yang ada (KK)
4. masalah
pada metode yang dipilih (MASA)
5. solusi
perbaikan metode (SOL)
6. rangkuman
tujuan penelitian (TU)
Contoh penerapan pola OMKKMASASOLTU ini, akan cepat dipahami
melalui contoh latar belakang masalah yang saya uraikan di bawah.
KIAT 4: BELAJAR MENULIS DENGAN ATM
Cara paling cepat dan manjur
supaya kita mahir menulis paper ilmiah dan tesis adalah dengan melakukan ATM
(Amati-Tiru-Modifikasi). Banyak baca paper, lihat bagaimana para peneliti
menuliskan hasil penelitian mereka, tiru alurnya tapi tidak nyontek kalimatnya,
dan modifikasi pelan-pelan di tulisan yang kita buat. Jangan lupa memilih paper
yang dipublikasikan di journal yang berkualitas, karena sudah menjadirule-of-thumb dalam dunia penelitian
bahwa 80-90% paper ilmiah di dunia ini disajikan dengan buruk. Paling
tidak supaya tidak tersesat dalam studi literatur, patokan paper yang
berkualitas adalah masuk di journal yang terindeks oleh ISI atau
SCOPUS, dan memiliki nilai skor yang tinggi untuk penghitungan Journal Impact
Factor, Eigenfactor Score, Scimago Journal Rank, atau Source Normalized Impact
per Paper. Journal ilmiah di Indonesia untuk bidang computing yang masuk
kriteria ini, hanya Telkomnika yang diasuh mas Tole Sutikno cs dari
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, karena sudah mulai terindeks oleh SCOPUS.
Sebagai contoh, perhatikan
latar belakang masalah pada tulisan berikut ini. Untuk mempermudah memahami
penjelasan, (warna biru) saya berikan untuk memberi petunjuk
bahwa paper tersebut menjawab pertanyaan why di judul sesuai dengan KIAT 2, dan [warna merah] saya berikan untuk memberi
penjelasan bagaimana paragraf mengikuti alur dan pokok pikiran paragraf yang
ada di KIAT 3. Perhatikan juga bahwa setiap kalimat yang mengandung jawaban
dari pertanyaan why atau berupa klaim dan definisi, harus merujuk atau
melakukan sitasi (citation)
ke literatur sebagai landasan dari klaim yang dilakukan. Daftar referensi dari
paper (Fei et al., 2009) tidak saya tampilkan, karena poin penting yang ingin
saya sampaikan adalah masalah bagaimana alur kalimat dan paragrafnya.
- Kerangka Pemikiran Adalah suatu diagram yang menjelaskan secara garis besar alur logika berjalannya sebuah penelitian.
UJI ALUR LOGIKA
PENELITIAN DENGAN KERANGKA PEMIKIRAN
Ok, kalau sudah clear tentang
masalah dan judul penelitian, sekarang bagaimana menentukan alur logika
berjalannya sebuah penelitian tugas akhir. Saya biasanya meminta mahasiswa saya
membuat Kerangka Pemikiran untuk mempercepat pemahaman tentang
logika penelitian dan logika berjalannya sebuah penelitian.Kerangka Pemikiran sekaligus juga bisa berfungsi untuk
menguji apakah penelitian kita sudah berada di jalan yang benar atau belum. Kerangka
Pemikiran juga
akhirnya bisa menjadi bentuk kasar dari struktur tugas akhir kita (skripsi,
tesis or disertasi). Bagi saya sendiri, Kerangka Pemikiran adalah senjata pamungkas yang bisa
membantu saya lebih cepat menguji puluhan proposal penelitian tugas akhir, yang
mahasiswa presentasikan ( yang biasanya maunya cepet-cepet ) ketika meminta saya menjadi
pembimbing mereka.
Format kerangka pemikiran
yang saya ajarkan ke mahasiswa computing memuat beberapa hal di bawah:
1. PROBLEMS:
Berisi masalah penelitian. Bagian ini akan menjadi Bab
Pendahuluan pada
tugas akhir kita.
2. APPROACH:
Berisi solusi dan teori yang kita pilih dan gunakan untuk memecahkan masalah
penelitian. Approach harus terhubung secara logis
dengan masalah penelitian yang kita pilih. Approach bisa membentuk Bab
Landasan Teori atau Tinjauan Pustaka pada tugas akhir kita. Approachbisa
dibantu adanya peluang atau OPPORTUNITY yang berhubungan denganapproach yang kita ambil.
3. SOFTWARE
DEVELOPMENT: Berisi proses pengembangan software yang didalamnya berisi
pendekatan dan teori yang kita pilih. Software development memuat Software
Development Life Cycle (SDLC)
secara utuh, dimulai dari tahap spesification, design, coding dan testing.
Beberapa universitas mensyaratkan penggunaan UML pada bagian ini. Bagian Software
Developmentbisa menjadi satu Bab tersendiri pada tugas akhir kita.
4. SOFTWARE
IMPLEMENTATION: Penerapan software ke target yang kita pilih. Pengukuran tidak
perlu ke manusia apabila penelitian kita mengarah ke hasil komputasi yang lebih
cepat secara waktu, menghasilkan lebih banyak volume, lebih akurat
dibandingkan dengan metode lain. Bagian ini juga bisa menjadi bab tersendiri di
tugas akhir kita.
5. SOFTWARE
MEASUREMENT: Pengukuran seberapa jauh software terbukti bermanfaat, bisa
menggunakan pretest dan posttest. Untuk uji
statistik bisa menggunakan T-Test yang bisa cepat kita lakukan dengan softwarespreadsheet yang kita punya. Pikirkan
menggunakan software statistik profesional (SPSS, dsb) apabila memang data kita
besar dan kompleks. Bagian ini bisa menjadi Bab Analisa dan Hasil pada tugas akhir kita.
6. RESULT:
Merupakan bagian yang menyimpulkan seluruh proses penelitian dan pengukuran
yang kita lakukan. Biasanya menjadi Bab Kesimpulan dan Saran pada tugas akhir kita.
Sumber masalah penelitian bisa muncul dari tiga hal (Ranjit
Kumar, 1996):
1. Masalah
Yang Ada di Manusianya Sendiri (People and Problem)
Kita harus hati-hati supaya tidak terjebak ke masalah di sekitar manusia yang bukan penelitian. Tapi juga jangan “saklek”, karena masalah manusia yang tadinya bukan masalah penelitian bisa kita “goyang sedikit” menjadi masalah penelitian. Contoh, mahasiswa punya masalah pokok yaitu “kekurangan uang”. Ini bisa kita “konversi” menjadi masalah penelitian misalnya menjadi:
- Mendeteksi raut muka mahasiswa bokek dengan face recognition system
- Model bisnis di Internet dengan modal kecil untuk mahasiswa
Kita harus hati-hati supaya tidak terjebak ke masalah di sekitar manusia yang bukan penelitian. Tapi juga jangan “saklek”, karena masalah manusia yang tadinya bukan masalah penelitian bisa kita “goyang sedikit” menjadi masalah penelitian. Contoh, mahasiswa punya masalah pokok yaitu “kekurangan uang”. Ini bisa kita “konversi” menjadi masalah penelitian misalnya menjadi:
- Mendeteksi raut muka mahasiswa bokek dengan face recognition system
- Model bisnis di Internet dengan modal kecil untuk mahasiswa
2. Masalah
di Cara, Teknik dan Struktur Kerja (Program)
Teknik dan struktur kerja yang bermasalah tentu juga bisa menjadi masalah penelitian. Contoh, dosen-dosen saking sibuknya ternyata kesulitan menemukan satu waktu yang pas untuk meeting bulanan di universitas. Nah ini jadi masalah penelitian, approachnya nanti kita bisa kembangkan satu aplikasi scheduling dengan sedikit sistem pakar didalamnya yang secara otomatis memberikan beberapa alternatif waktu meeting yang pas untuk semua. Masalah lain misalnya, sistem informasi manajemen di universitas kita ada masalah. Nggak bisa online bekerjanya dan nggak sesuai dengan business process sebenarnya yang dilakukan oleh para staff dalam mengelola administrasi sekolah. Nah software dan sistem ini kita perbaiki supaya sesuai dengan yang dibutuhkan. Sistem parkir di Mal yang tidak bisa mendeteksi mana area parkir yang kosong, bisa jadi masalah penelitian yang menarik juga.
Teknik dan struktur kerja yang bermasalah tentu juga bisa menjadi masalah penelitian. Contoh, dosen-dosen saking sibuknya ternyata kesulitan menemukan satu waktu yang pas untuk meeting bulanan di universitas. Nah ini jadi masalah penelitian, approachnya nanti kita bisa kembangkan satu aplikasi scheduling dengan sedikit sistem pakar didalamnya yang secara otomatis memberikan beberapa alternatif waktu meeting yang pas untuk semua. Masalah lain misalnya, sistem informasi manajemen di universitas kita ada masalah. Nggak bisa online bekerjanya dan nggak sesuai dengan business process sebenarnya yang dilakukan oleh para staff dalam mengelola administrasi sekolah. Nah software dan sistem ini kita perbaiki supaya sesuai dengan yang dibutuhkan. Sistem parkir di Mal yang tidak bisa mendeteksi mana area parkir yang kosong, bisa jadi masalah penelitian yang menarik juga.
3. Fenomena
yang Terjadi (Phenomenon)
Fenomena yang ada di sekitar kita juga bisa menjadi masalah penelitian yang menarik. Contoh, fenomena bahwa situs portal yang dikembangkan di perusahaan-perusahaan ternyata sepi pengunjung. Nah ini adalah sebuah fenomena, untuk meningkatkan traffic, misalnya bisa dengan memainkan bebrapa teknik supaya search engine mau menengok situs kita, ini sering disebut dengan Search Engine Optimization. Nah dari sini kita sudah dapat judul: “Mengembangkan situs portal traffic tinggi dengan teknik Search Engine Optimization (SEO)”. Fenomena lain lagi, proses pendeteksian golongan darah untuk skala besar (massal) misalnya untuk seluruh mahasiswa universitas yang mencapai 5000 orang ternyata memakan waktu yang sangat lama. Ini sebuah fenomena, kita beri solusi dengan software sistem yang menggunakan beberapa teknik artificial intelligence yang memungkinkan pendeteksian golongan darah ini. Sehingga 5000 orang bisa kita proses dalam beberapa jam misalnya.
Fenomena yang ada di sekitar kita juga bisa menjadi masalah penelitian yang menarik. Contoh, fenomena bahwa situs portal yang dikembangkan di perusahaan-perusahaan ternyata sepi pengunjung. Nah ini adalah sebuah fenomena, untuk meningkatkan traffic, misalnya bisa dengan memainkan bebrapa teknik supaya search engine mau menengok situs kita, ini sering disebut dengan Search Engine Optimization. Nah dari sini kita sudah dapat judul: “Mengembangkan situs portal traffic tinggi dengan teknik Search Engine Optimization (SEO)”. Fenomena lain lagi, proses pendeteksian golongan darah untuk skala besar (massal) misalnya untuk seluruh mahasiswa universitas yang mencapai 5000 orang ternyata memakan waktu yang sangat lama. Ini sebuah fenomena, kita beri solusi dengan software sistem yang menggunakan beberapa teknik artificial intelligence yang memungkinkan pendeteksian golongan darah ini. Sehingga 5000 orang bisa kita proses dalam beberapa jam misalnya.
Supaya masalah penelitian yang kita pilih
benar-benar tepat, biasanya masalah perlu dievaluasi. Evaluasi masalah
penelitian biasanya berdasarkan beberapa parameter dibawah (Ronny Kountur,
2007) (Moh. Nazir, 2003):
1. Menarik. Masalah yang menarik membuat kita termotivasi untuk melakukan
penelitian dengan serius.
2. Bermanfaat. Penelitian harus membawa manfaat baik untuk
ilmu pengetahuan maupun peningkatan kesejahteraan dan kualitas kehidupan
manusia. Penelitian juga diharapakan membawa manfaat bagi masyarakat dalam
skala besar (secara nasional maupun internasional), maupun secara khusus di
komunitas kita (kampus, sekolah, kelurahan, dsb). Hindari penelitian yang tidak
membawa manfaat kepada masyarakat.
3. Hal Yang Baru. Ini hal yang cukup penting dalam penelitian,
bahwa penelitian yang kita lakukan adalah hal baru, solusi yang kita berikan
adalah solusi baru yang apabila kita komparasi dengan solusi lain, bisa
dikatakan lebih efektif, murah, cepat, dsb. Bisa juga kebaruan ini diwujudkan
dengan perbaikan dari sistem dan mekanisme kerja yang sudah ada. Hindari
redundant research, meneliti hal yang sama persis dengan yang dilakukan oleh
orang lain. Ya ini namanya nyontek alias plagiasi skripsi.
4. Dapat Diuji (Diukur). Ini biasanya hal yang
terlupakan, supaya proses penelitian kita sempurna, masalah penelitian beserta
variabel-variablenya harus merupakan sesuatu yang bisa diuji dan diukur
secara empiris. Kalau kita melakukan penelitian korelasi, nah korelasi antara
beberapa variabel yang kita teliti juga harus diuji secara ilmiah dengan
beberapa parameter.
5. Dapat Dilaksanakan. Nah ini juga faktor
penting. Masalah yang bagus berkualitas, jadi lucu dan naif kalau akhirnya
secara teknik penelitian tidak bisa dilakukan. Dapat dilakukan ini berkaitan
erat dengan keahlian, ketersediaan data, kecukupan waktu dan dana. Hindari
research impossible
6. Merupakan Masalah Yang Penting. Ini agak sulit
mengukurnya, tapi paling tidak ada gambaran di kita bahwa jangan sampai
melakukan penelitian terhadap suatu masalah yang tidak penting.
7. Tidak Melanggar Etika. Yang terakhir adalah
masalah etika. Penelitian harus dilakukan dengan kejujuran metodologi, prosedur
harus dijelaskan kepada obyek penelitian, tidak melanggar privacy, publikasi
harus dengan persetujuan obyek penelitian, tidak boleh melakukan penipuan dalam
pengambilan data maupun pengolahan data.
Intinya jenis penelitian bisa dilihat dari
beberapa sudut pandang.
1. Tingkat
Penerapan (Penelitian Dasar, Penelitian Terapan)
2. Jenis
Informasi Yang Diolah (Penelitian Kuantitatif, Penelitian Kualitatif)
3. Perlakuan
Terhadap Data (Penelitian Konfirmatori, Penelitian Eksploratori)
4. Tujuan
(Penelitian Deskripsi, Penelitian Korelasi, Penelitian Eksperimen)
Tahapan penelitian sebenarnya hanya ada empat:
1. Identifikasi
(Penemuan) Masalah
2. Perumusan
Hipotesis
3. Pengujian
Hipotesis dan Analisis
4. Kesimpulan
Sumber : http://romisatriawahono.net
No comments:
Post a Comment
Tulislah komentar yang bermartabat tanpa ada kata-kata kasar atau berbau sara